Cara Menterjemah Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Arab
Telah penulis jabarkan didepan tentang
bagaimana penejemahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Sekarang sebaliknya
penulis akan terangkan bagaimana cara menerjemah bahasa Indonesia kedalam bahasa
Arab. Namun sebelumnya penulis perlu tekankan bahwa hasil terjemahan pada
akhirnya terserah pada pemahaman penerjemah tentang teks tersebut yang penting
tidak mengurangi terhadap esensi isi teks asal (resource text). Dan tentunya
terjemahan yang dihasilkan tidak kaku.
Pertama sebelum kita mulai, perlu
dianalisa dulu apakah kalimat yang kita terjemahkan termasuk klausa/jumlah
fi'liyah (jumlah yang terdiri dari fi'il dan fa'il) dan jumlah ismiyah (jumlah
yang terdiri dari Mutada' dan Khobar). Mengetahui klausa/jumlah dapat mempermudah penerjemah
bagimana menyusun kalimat bahasa Arab yang benar dan baik dalam bahasa Arab.
Setelah kita tahu
klausa yang akan kita terjemhkan apakah termasuk jumlah ismiyah atau jumlah
fi'liyah maka kita sekarang kita memulai menerjemah.
Dalam
menerjemahkan Jumlah/klausa diperlukan kesesuaian antara Fi'il dan Fa'il dalam
jumlah fi'liyah dan juga kesesuaian antara Mubtada' dan khobar dalam Jumlah
Ismiyah (atau yang kita kenal dengan agreement S + V dalam bahasa Inggris).
1.
Dalam Jumlah fi'liyah
Kesesuaian dalam klausa/jumlah dalam jumlah fi'liyah adalah kesusaian
Fa'il dan Fi'il dalam Mudzakkar dan Muannatsnya saja. Sedangkan dalam mufrod,
tatsniyah dan jamaknya tidak uasah disesuaikan.
Contoh
Seorang muslim pergi ke perpustakaan (ذهب المسلم إلى المكتبة /يذهب )
Dua muslim pergi ke perpustakaan (ذهب المسلمان إلى المكتبة /يذهب )
Sekelompok muslim pergi ke perpustakaan (ذهب المسلمون إلى
المكتبة /يذهب )
Disini tetap menggunakan kata ذهب dan يذهب walau fa'ilnya Mufrod/tatsniyah/jamak. Karena
yang dibutuhkan hanya keseuaian dalam Mudzakkar dan muannatsnya saja.
Seorang muslim pergi ke perpustakaan (ذهبت المسلمة إلى
المكتبة /تذهب )
Dua muslim pergi ke perpustakaan (ذهبت المسلمتان إلى
المكتبة /تذهب)
Sekelompok muslim pergi ke perpustakaan (ذهبت المسلمات إلى
المكتبة /تذهب )
Disini tetap menggunakan kata ذهبت dan تذهب walau fa'ilnya Mufrod/tatsniyah/jamak. Karena
yang dibutuhkan hanya keseuaian dalam Mudzakkar dan muannatsnya saja.
2. Dalam jumlah
Ismiyah
Sedangkan dalam jumlah ismiyah maka dituntut kesesuaian bukan hanya
dalam segi muannats dan mudzakkarnya saja tapi juga dituntut kesesuaian dalam
mufrodz tasniyah jamaknya.
Contoh :
Seorang muslim pergi ke perpustakaan (ذهب إلى
المكتبة /يذهب
المسلم)
Dua muslim pergi ke perpustakaan (ذهبا إلى
المكتبة /يذهبان المسلمان)
Sekelompok muslim pergi ke perpustakaan (ذهبوا إلى
المكتبة /يذهبون المسلمون)
Disini tetap menggunakan kata ذهب dan يذهب walau fa'ilnya Mufrod/tatsniyah/jamak. Karena
yang dibutuhkan hanya keseuaian dalam Mudzakkar dan muannatsnya saja.
Seorang muslim pergi ke perpustakaan (ذهبت إلى
المكتبة /تذهب
المسلمة)
Dua muslim pergi ke perpustakaan (ذهبتا إلى
المكتبة /
المسلمتان تذهبان)
Sekelompok muslim pergi ke perpustakaan (ذهبن إلى
المكتبة /تذهبن
المسلمات)
Disini kata ذهبت dan تذهب selalu berubah sesuai dengan mubtadaknya
Begitu juga dalam contoh misalnya
Seorang muslim pergi ke
perpustakaan (المسلم ذاهب
إلى المكتبة )
Dua muslim pergi ke perpustakaan
(المسلمان ذاهبان إلى
المكتبة )
Sekelompok muslim pergi ke
perpustakaan (المسلمون ذاهبون
إلى المكتبة )
Seorang muslim pergi ke perpustakaan (المسلمة ذاهبة
إلى المكتبة)
Dua muslim pergi ke perpustakaan (المسلمتان ذاهبتان
إلى المكتبة )
Sekelompok muslim pergi ke perpustakaan (المسلمات ذاهبات
إلى المكتبة )
Disini tetap menggunakan kata ذهبت dan تذهب walau fa'ilnya Mufrod/tatsniyah/jamak. Karena
yang dibutuhkan hanya keseuaian dalam Mudzakkar dan muannatsnya saja.